Banyuwangi - Kabupaten dengan julukan the sunrise of Java di Jawa Timur ini tidak pernah kehabisan destinasi wisata. Banyuwangi, selain pesona alam dan budaya juga memiliki sejumlah potensi objek wisata sejarah. Salah satunya Asrama Inggrisan di sekitar kompleks Taman Blambangan Banyuwangi.
Bangunan cagar budaya peninggalan kolonial Belanda sejak 1776 itu, sempat diambil alih British East India Company-Kantor Dagang Inggris pada abad 18. Dan kini, dimiliki TNI AD dan sempat dikelola Pemkab Banyuwangi.
Bangunan bersejarah tersebut akan mulai direvitalisasi 2024 Kementerian PUPR. Sebagaimana diungkap Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementrian PUPR Essy Asiah saat mengunjungi Banyuwangi pada Rabu (1/11/2023) lalu di hadapan Bupati Bandung Ipuk Fiestiandani ( @ipukfdani ).
"Kami berterima kasih kepada pemerintah pusat khususnya Kementrian PUPR yang telah mendukung pembangunan di Banyuwangi. Revitalisasi Asrama Inggrisan, akan memperkuat daya tarik pariwisata di area Kota Banyuwangi, dan tentunya ini akan berdampak pada peningkatan ekonomi lokal, " kata Ipuk, Kamis (2/11/2023).
"Kami juga berterima kasih secara khusus kepada jajaran TNI AD yang telah mendukung percepatan Asrama Inggrisan untuk menjadi kawasan wisata heritage, " tambah Ipuk.
Ditambahkan Ipuk, selama ini Banyuwangi banyak mendapat program pembangunan dari pemerintah pusat. Mulai sarana prasarana infrastruktur jalan, sanitasi lingkungan, hingga revitalisasi Agro Wisata Tamansuruh (AWT).
"Ini adalah bentuk perhatian pemerintah pusat untuk meningkatkan pembangunan daerah. Tidak hanya sektor pariwisata, bahkan pengelolaan sampah di Banyuwangi juga mendapat dukungan serta bantuan dari Kementerian PUPR, " katanya.
Direktur Prasarana Strategis Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Essy Asiah mengatakan Kementerian PUPR mendapat penugasan melakukan sejumlah pembangunan di Banyuwangi. Di antaranya Pasar Banyuwangi dan Asrama Inggrisan.
"Kementerian PUPR berkomitmen mendukung pembangunan yang bisa mendorong kemajuan ekonomi daerah. Di Banyuwangi, di antaranya kami akan merevitalisasi Asrama Inggrisan, " ujar Essy.
Essy melanjutkan, pembangunan Asrama Inggrisan akan tetap mempertahankan fasad bangunan aslinya. Karena arsitektur gedung yang sudah ada sejak jaman penjajahan tersebut merupakan bangunan heritage yang menjadi bagian cagar budaya daerah.
"Asrama Inggrisan akan dibangun dengan konsep wisata edukasi. Semua bangunan hanya akan direvitalisasi tanpa mengubah bentuk, karena Asrama Inggrisan juga merupakan bangunan cagar budaya daerah. Di lokasi tersebut akan dilengkapi dengan museum, hotel, hingga meeting point, " terangnya.
Dr. Thor Kerr dari Curtin University Perth Australia dan Irfan Wahyudi dari Universitas Airlangga (Unair) telah melakukan riset tentang keterkaitan Banyuwangi dan Australia masa itu. Dan salah satu jantung aktivitasnya adalah Asrama Inggrisan.