Banyuwangi - Gerakan Banyuwangi Ayo Mengajar (BAM) kembali dihelat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan kali ini digelar secara serentak di 400 sekolah. Bahkan, tak kurang dari 400 relawan turut mengajar dengan 16 ribu peserta yang terlibat.
Banyuwangi Ayo Mengajar (BAM) adalah program mengajak masyarakat dari berbagai profesi untuk bergabung sebagai relawan dan terjun ke sekolah-sekolah memotivasi siswa-siswa. Para motivator tamu dihadirkan untuk berbagi inspirasi dan pengalaman-pengalaman sukses agar anak-anak bisa mengenal lebih dini beragam profesi, dan mengembangkan imajinasinya.
"Tanggung jawab dunia pendidikan sejatinya tidak semata ada di pundak sekolah atau guru. Tapi, juga menjadi tanggung jawab kita semua, " ungkap Ipuk saat membuka acara tersebut secara virtual. Dalam kesempatan itu, Ipuk juga menyapa para siswa di SDN 2 Sumber Kencono, Kecamatan Wongsorejo.
Sebagai bentuk tanggung jawab pendidikan tersebut, lanjut Ipuk, semua orang dapat menjadi guru dan semua lingkungan dapat menjadi sekolah. Dari keterlibatan semua pihak tersebut, anak didik akan mendapatkan banyak inspirasi yang menjadi bekal masa depannya. "Siapapun bisa menjadi guru yang menginspirasi. Tidak hanya dari figur-figur yang sukses secara materi saja. Bisa juga kita belajar kepada tukang becak, misalnya. Dari mereka kita bisa belajar tentang pentingnya kerja keras, kita bisa belajar tentang empati, " paparnya.
Ipuk juga mengharapkan BAM ini kedepannya bisa dilakukan secara reguler dengan melibatkan wali murid. Masing-masing wali murid dengan beragam profesi dapat digilir mengajar di sekolah putra-putrinya. "Dari keterlibatan orang tua ini, akan semakin mendekatkan orang tua dengan murid dan juga dengan sekolah. Sehingga terjalin hubungan harmonis yang menjadi pondasi bagi kesuksesan pendidikan anak-anak kita, " imbuhnya
Selain itu, menurut Ipuk, BAM ini juga untuk memberikan penyegaran dan semangat baru bagi anak didik yang di masa pandemi ini banyak mengalami perubahan. Mereka harus belajar secara daring dan tak semua bisa memulai pelajaran tatap muka. "Salah satu tantangan pendidikan hari ini adalah terjadinya lost learning. Karena pendidikan tidak bisa tatap muka, sehingga kehilangan semangat belajar anak didik kita. Dengan suasana baru, pengajar baru dengan tema yang baru, diharapkan dapat menjadi semangat baru pula bagi anak didik kita, " harapnya.
Kegiatan Banyuwangi Ayo Mengajar ini sendiri, menurut Kepala Dinas Pendidikan Banyuwangi Suratno, menyasar siswa SD dan SMP sederajat di seluruh Banyuwangi, termasuk di desa-desa. Banyuwangi Ayo Mengajar melibatkan 400 relawan dari 62 jenis lintas keahlian. Mulai dari polisi, TNI, jaksa, jurnalis, hakim, pengusaha muda, konselor, pelaku wisata, dan masih banyak lainnya.
"Para pengajar yang terlibat sebagai relawan Banyuwangi Ayo Mengajar ini, dilakukan melalui proses penyeleksian yang cukup ketat. Sehingga mereka benar-benar mampu memberikan inspirasi bagi seluruh peserta, " terang Suratno.
Sementara itu Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi Amir Hidayat mengatakan, selain Banyuwangi Ayo Mengajar, di SDN 2 Sumber Kencono juga dilakukan kick-off vaksinasi Covid-19 bagi anak-anak berusia 6 sampai 11 tahun yang notabenenya masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Dari 146 ribu anak yang akan mendapatkan vaksinasi tersebut, ditargetkan akan selesai dalam waktu dua bulan. "Kami kerahkan seluruh Puskesmas untuk melakukan vaksinasi, mereka akan datang ke sekolah-sekolah di seluruh Banyuwangi, " pungkas Amir. (HR)